Sabtu, 05 Oktober 2013

Gatik: Potret Ayu Batik Kediri

Gatik (Gadis Batik) menjadi lomba yang tidak kalah suksesnya dalam menyedot perhatian pengunjung Komu School Contest VII yang di gelar di gedung Insumo Kediri Convention CVenter (IKCC) hari ini (05/10). Paras ayu para gadis yang mengenakan busana batik dengan berbagai motif dan warna menjadi bukti nyata kekayaan khasanah budaya bangsa, khususnya di Kota Kediri. Bukan hanya motif batik yang beragam, seluruh kontestan juga berlomba-lomba menampilkan desain baju batik terbaik yang fashionable dan cocok untuk usia remaja putri. Pukul 14.00 WIB peragaan busana dari para kontestan pun dimulai.
Satu demi satu gadis batik berjalan di atas catwalk, kemudian mempresentasikan batik yang mereka kenakan selama satu menit di hadapan tiga orang juri yang merupakan praktisi dunia syle, modelling, dan kecantikan. Mereka adalah, Risca Jessica, Ade Aulia Rahma, dan Marianti S.
Seperti yang disebutkan oleh Khoirul Anam, ketua panitia SC VII pada road show pengenalan SC di MAN 3 Kediri (24/09) lalu, bahwa tujuan dari lomba gadis batik salah satunya adalah untuk mengenalkan batik khas Kediri kepada pelajar juga masyarakat. Benar saja, seperti yang dipaparkan oleh Puspaning Ayu, siswi dari SMAN 1 Kediri ini dalam presentasinya menyebutkan, "Batik yang saya gunakan ini adalah motif mangga podang. Mangga podang adalah buah khas Kediri yang menggambarkan keselarasan, kelembutan, santun, dan keramahan". Ia jua menambahkan, "Motif mangga podang merupakan pencerminan kehidupan sosial masyarakat Kediri yang berwarna dan terpadu". Gadis belia ini begitu fasih saat menjelaskan filosofi batik yang ia kenakan. Hal ini sudah semestinya membuat kita, masyarakat Kediri semakin bangga. Inilah fkta bahwa Kota Kecil di sudut Pulau Jawa ini memiliki kekayaan budaya yang dapat terus digali agar keistimewaan-keistimewaan di dalamnya bisa diperkenalkan secara lebih luas dan menjadi identitas Kediri yang mampu menarik minat wisatawan.
Selain Puspa, ada juga Farida Fara, siswi yang menjadi wakil SMAN 7 Kediri ini menggunakan batik motif garuda muka liis. Dalam presentasinya ia mengungkapkan,"Garuda adalah titisan Dewa Wisnu, muka liris berarti raja Kediri yang berpikiran lurus". Ini menunjukkan bahwa ajang gadis batik bukan sekedar fashion show biasa. Kompetisi ini berhasil mengajak generasi muda membuka wawasan pemahaman terhadap filosofi atau makna yang terkandung dibalik mahakarya batik daerah.(na)

0 komentar:

Posting Komentar